OBESITAS
A.
Definisi Obesitas
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan
antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga
terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. Terjadinya obesitas
lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas
atau latihan fisik, maupun keduanya.
Dengan demikian tiap orang perlu memperhatikan banyaknya masukan
makanan (disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sehari-hari) dan aktivitas fisik
yang dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini terutama
diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis
kelamin wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga, serta
emosionalnya labil.
B.
Penyebab
Obesitas
Faktor
yang menyebabkan obesitas secara langsung.
1.
Genetik
faktor genetik adalah faktor keturunan yang berasal dari orang
tuanya. Pengaruh faktor tersebut sebenarnya belum terlalu jelas sebagai penyebab
kegemukan . Namun demikian, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa factor
genetic merupakan factor penguat terjadinya kegemukan (Purwati, 2001). Menurut
penelitian , anak-anak dari orang tua yang mempunyai berat badan normal
ternyata mempunyai 10 % resiko kegemukan. Bila salah satu orang tuanya
menderita kegemukan , maka peluang itu meningkat menjadi 40 – 50 %. Dan bila
kedua orang tuanya menderita kegemukan maka peluang factor keturunan menjadi
70–80% (Purwati, 2001).
2.
Hormonal
Pada wanita yang telah mengalami menopause, fungsi hormone tiroid
didalam tubuhnya akan menurun. Oleh karena itu kemampuan untuk menggunakan
energi akan berkurang. Terlebih lagi pada usia ini juga terjadi penurunan
metabolisme basal tubuh, sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkat berat
badannya.
3.
Obat-obatan
Saat
ini sudah terdapat beberapa obat yang dapat merangsang pusat lapadidalam tubuh.
Dengan demikian orang yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut, nafsu makannya
akan meningkat, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang relative lama, seperti
dalam keadaan penyembuhan suatu penyakit, maka hal ini akan memicu terjadinya
kegemukan (Purwati, 2001).
4.
Asupan makan
Asupan makanan adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi seseorang.
Asupan Energi yang berlebih secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat
badan, berat badan lebih (over weight), dan obesitas. Makanan dengan
kepadatan Energi yang tinggi (banyak mengandung lemak dan gula yang ditambahkan
dan kurang mengandung serat) turut menyebabkan sebagian besar keseimbangan
energi yang positip ini
Perlu diyakini bahwa
obesitas hanya mungkin terjadi jika terdapat kelebihan makanan dalam tubuh,
terutama bahan makanan sumber energi. Dan kelebihan makanan itu sering tidak
disadari oleh penderita obesitas
5.
Aktivitas Fisik
Obesitas juga dapat terjadi bukan hanya karena makan yang
berlebihan, tetapi juga dikarenakan aktivitas fisik yang berkurang sehingga
terjadi kelebihan energi. Beberapa hal yang mempengaruhi berkurangnya aktivitas
fisik antara lain adanya berbagai fasilitas yang memberikan berbagai kemudahan
yang menyebabkan aktivitas fisik menurun. Faktor lainnya adalah adanya kemajuan
teknologi diberbagai bidang kehidupan yang mendorong masyarakat untuk menempuh
kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat. Hal ini menjadikan
jumlah penduduk yang melakukan pekerjaan fisik sangat terbatas menjadi semakin
banyak, sehingga obesitas menjadi lebih merupakan masalah kesehatan.
Faktor yang menyebabkan obesitas secara tidak langsung
1.
Pengetahuan gizi.
Pengetahuan gizi memegang peranan penting dalam menggunakan pangan
dengan baik sehingga dapat mencapai
keadaan gizi yang cukup.
Pengetahuan ibu
dipengaruhi oleh pendidikannya.Tingkat pendidikan , pengetahuan dan ketrampilan
yang dimiliki sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan berbekal
pendidikan yang cukup, seseorang akan lebih banyak memperoleh informasi dalam
menentukan pola makan bagi dirinya maupun keluarganya. Menurut Notoatmojo
(1993), Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan diperoleh
dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain. Pengetahuan ibu
tentang kesehatan dan gizi mempunyai hubungan yang erat dengan pendidikannya.
Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui pendidikan formal, namun juga dari
informasi orang lain, media massa atau dari hasil pengalaman orang lain.
2.
Pengaturan Makan
Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat gizi
tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam waktu
satu hari sesuai dengan kecukupan tubuhnya (Departemen Kesehatan RI, 1996)
Makanan sumber karbohidrat kompleks merupakan sumber energi utama. Bahan
makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum),
umbi-umbian (singkong ubi jalar dan kentang), dan bahan makanan lain yang
mengandung banyak karbohidrat seperti pisang dan sagu. Gula tidak mengenyangkan
tetapi cenderung dikonsumsi berlebih, konsumsi gula berlebihan menyebabkan
kegemukan. Oleh karena itu konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari
jumlah kecukupan energi atau 3-4 sendok makan setiap harinya. Konsumsi zat tenaga
yang melebihi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan, bila keadaan
ini berlanjut akan menyebabkan obesitas yang biasanya disertai dengan gangguan
kesehatan lainnya. Berat badan merupakan petunjuk utama apakah seseorang
kekurangan atau kelebihan energi dari makanan (Karyadi, 1996). Obesitas dapat
terjadi jika konsumsi makanan dalam tubuh melebihi kebutuhan, dan penggunaan
energi yang rendah.
Beberapa
penyebab yang menjadikan seseorang makan melebihi kebutuhan adalah :
a) Makan berlebih
Tidak bisa mengendalikan
nafsu makan merupakan kebiasaan merupakan kebiasaan buruk, baik dilakukan
dirumah, restoran, saat pesta, maupun pada pertemuan-pertemuan. Apabila sudah
merasa kenyang, janganlah sekali-kali menambah porsi makanan meskipun makanan yang
tersedia sangat lezat.
Faktor ini sangat
berhubungan erat dengan rasa lapar dan nafsu makan. Begitu juga saat terjadi
stress (rasa takut, cemas), beberapa orang dalam menghadapinya akan mengalihkan
perhatiaannya pada makanan.
b)
Kebiasaan mengemil makanan ringan
Mengemil adalah kebiasaan
makan yang dilakukan di luar waktu makan, dan makanan yang dikonsumsi berupa
makanan kecil yang rasanya gurih, manis manis dan biasanya digoreng. Bila
kebiasaan ini tidak dikontrol akan dapat menyebabkan kegemukan, karena jenis
makanan tersebut termasuk tinggi kalori. Namun jika rasa lapar sulit untuk
ditahan, maka makanlah makanan yang rendah kalori dan tinggi serat seperti
sayuran dan buah-buahan.
c)
Suka makan tergesa-gesa
Makan secara
terburu-buru akan menyebabkan efek kurang menguntungkan bagi pencernaan, selain
dapat mengakibatkan rasa lapar kembali. Begitu pula dengan kebiasaan mengunyah
makanan yang kurang halus. Padahal makan dengan tidak terburu-buru dan
mengunyah makanan yang halus akan memelihara kesehatan gigi dan gusi.
d) Salah
memilih dan mengolah makanan
Faktor ini
biasanya disebabkan karena ketidaktahuan. Tetapi banyak juga orang yang memilih
makanan hanya karena prestise semata. Misalnya, banyak orang yang lebih memilih
makanan yang cepat saji, padahal makanan tersebut banyak mengandung lemak,
kalori dan gula
yang berlebih, sedangkan kandungan seratnya rendah. Selain makanan tersebut,
masyarakat juga menyukai makanan goreng-gorengan ataupun yang bersantan. Padahal
minyak dan santan selain tinggi kalori, juga merupakan lemak yang mengandung
ikatan jenuh sehingga sulit untuk dipecah menjadi bahan bakar. Oleh karena itu,
biasakanlah memasak dengan cara membakar, merebus, mengukus, memanggang dan
mengetim.
C.
Penentuan
dan Faktor Risiko Obesitas
Keadaan obesitas ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi
berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), seperti pada tabel 1 Indeks Massa Tubuh
(IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa,
dan dinyatakan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan kwadrat tinggi
badan dalam ukuran meter (Arisman,2007). Rumus menentukan IMT :
IMT = BB/ TB²
Tabel 1
KLASIFIKASI
STATUS GIZI BERDASARKAN IMT
Status
Gizi IMT
|
KKP I < 16
KKP II 16,0 –
16,9
KKP III 17,0
– 18,4
Normal 18,5 –
24,9
Obesitas I
25,0 – 29,9
Obesitas II
30,0 – 40,0
Obesitas III
>40
|
Faktor
Risiko Obesitas
Dari segi fisik, orang
yang mengalami obesitas akan mengalami rendah diri dan merasa kurang percaya
diri. Sehingga seringkali akan mengalami tekanan, baik dari dirinya sendiri
maupun dari lingkungannya. Kelebihan penimbunan lemak diatas 20% berat badan
idial, akan menimbulkan permasalahan kesehatan hingga terjadi gangguan fungsi organ
tubuh. Orang dengan obesitas akan lebih mudah terserang penyakit degeneratif.
Penyakit – penyakit tersebut antara lain :
1.
Hipertensi
Orang dengan
obesitas akan mempunyai resiko yang tinggi terhadap Penyakit hipertensi.
Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa pada usia 20 – 39 tahun orang
obesitas mempunyai resiko dua kali lebih besar terserang hipertensi
dibandingkan dengan orang yang mempunyai berat Badan normal.
2.
Jantung koroner
Penyakit jantung koroner
adalah penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa dari 500 penderita kegemukan, sekitar 88 %
mendapat resiko terserang penyakit jantung koroner. Meningkatnya factor resiko
penyakit jantung koroner sejalan dengan terjadinya penambahan berat badan
seseorang. Penelitian lain juga menunjukkan kegemukan yang terjadi pada usia 20
– 40 tahun ternyata berpengaruh lebih besar terjadinya penyakit jantung
dibandingkan kegemukan yang terjadi pada usia yang lebih tua
3.
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus dapat
disebut penyakit keturunan, tetapi kondisi tersebut tidak selalu timbul jika
seseorang tidak kelebihan berat badan. Lebih dari 90 % penderita diabetes
mellitus tipe serangan dewasa adalah penderita kegemukan. Pada umumnya
penderita diabetes mempunyai kadar lemak yang abnormal dalam darah. Maka,
dianjurkan bagi penderita diabetes yang ingin menurunkan berat badan sebaiknya
dilakukan dengan mengurangi konsumsi bahan makanan sumber lemak dan lebih
banyak mengkonsumsi makanan tinggi serat.
4.
Gout
Penderita obesitas
mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit radang sendi yang lebih serius jika
dibandingkan dengan orang yang berat badannya ideal. Penderita obesitas yang
juga menderita gout harus menurunkan berat badannya secara perlahan-lahan
5.
Batu Empedu
Penderita obesitas
mempunyai resiko terserang batu empedu lebih tinggi karena ketika tubuh
mengubah kelebihan lemak makanan menjadi lemak tubuh, cairan empedu lebih
banyak diproduksi didalam hati dan disimpan dalam kantong empedu. Penyakit batu
empedu lebih sering terjadi pada penderita obesitas tipe buah apel. Penurunan
berat badan tidak akan mengobati penyakit batu empedu, tetapi hanya membantu
dalam pencegahannya. Sedangkan untuk mengobati batu empedu harus menggunakan
sinar ultrasonik maupun.
D.
Gejala Obesitas
Obesitas
dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis obesitas pada anak dapat
bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat sekali. Menurut Soedibyo
(1986), gejala klinis umum pada anak yang menderita obesitas adalah sebagai
berikut:
1.
Gejala Klinis
a.
Pertumbuhan berjalan dengan cepat/pesat disertai adanya
ketidakseimbangan antara peningkatan berat badan yang berlebihan dibandingkan
dengan tinggi badannya
b.
Jaringan lemak dibawah kulit menebal sehingga tebal lipatan kulit
lebih daripada yang normal dan kulit Nampak lebih kencang
c.
Kepala yang Nampak relative lebih kecil dibandingkan dengan
tubuhnya atau dibandingkan dengan dadanya (pada bayi)
d.
Bentuk pipi lebih tembem, hidung dan mulut relative lebih kecil,
mungkin disertai dengan bentuk dagunya yang berganda (dagu ganda)
e.
Pada dada terjadi pembesaran payudara yang dapat meresahkan bila
terjadi pada anak laki-laki
f.
Perut membesar menyerupai bendul lonceng, dan kadang disertai
garis-garis putih atau ungu (striae)
g.
Kelamin luar pada anak wanita tidak jelas ada kelainan, akan
tetapi pada anak lelaki tampak relative kecil
h.
Pubertas pada anak laki-laki terjadi lebih awal dan akibatnya
pertumbuhan kerangka lebih cepat berakhir sehingga tingginya pada masa dewasa
relative lebih pendek
i.
Lingkar lengan atas dan paha lebih besar dari normal, tangan relatif
lebih kecil dan jari-jari bentuknya meruncing
j.
Dapat terjadi gangguan psikologis berupa: gangguan emosi, sukar
bergaul, senang menyendiri dan sebagainya
k.
Pada kegemukan yang berat mungkin terjadi gangguan jantung dan
paru yang disebut Sindroma Pickwickian
dengan gejala sesak napas, sianosis, pembesaran jantung dan kadang-kadang
penurunan kesadaran
E.
Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Obesitas
Pola hidup sehat cegah
kegemukan:
1.
Konsumsi buah dan sayur ≥ 5 porsi per hari
2.
Membatasi menonton TV, bermain computer, game atau play station
< 2 jam perhari
3.
Tidak menyediakan TV dikamar anak
4.
Mengurangi makanan dan minuman manis
5.
Mengurangi makanan berlemak dan gorengan
6.
Kurangi makan diluar
7.
Biasakan makan pagi dan membawa makanan ke sekolah
8.
Biasakan makan bersama keluarga minimal 1x sehari
9.
Makanlah makanan sesuai dengan waktunya
10.
Tingkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam sehari
11.
Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya hidup dan pencegahan gizi
lebih
12.
Target penurunan BB yang sehat
No comments:
Post a Comment